Sabtu, 05 September 2009

sampah di negeri sendiri, pangeran dinegeri lain..

hampa... sepi... itulah yang terjadi dalam hatiku sekarang. yang kurasakan sekarang seperti akulah satu-satunya manusia yang hidup dibumi ini. walalupun dalam telingaku terdengar jerit tangis anak kecil, tak membuat rasa sunyi ini hilang dari hidupku. kucoba menenagkan hati yang sunyi dan juga pikranku yang kosong ini dengan mendengarkan lagu-lagu yang terus berkumandang dari speaker tapeku itu. sekarang aku tahu ternyata rasa sepi ini tidak pernah takut terhadap nyanyian, akhirnya kuputuskan untuk curhat. semua curahan hatiku kutulis dalam secarik kertas usang yang aku temukan dibawah tempat tidurku. sementara pulpennya tegeletak di meja yang sudah terlihat usang pula. kuampil pulpen itu lalu aku mulai menulis semua yang aku ingin tulis. tentang kekesalanku terhadap tetanggaku yang tingkah lakunya sama sekali tidak aku sukai, tentang kekesalanku karena sedikit hal yang bisa aku kerjakan dalam hidupku, juga tentang seorang gadis yang benar-benar aku sukai, tentang banyak hal dalam hidup ini. 57 menit berlalu, dan aku sudah menulis setidaknya 5 lembar bolak-balik dengan tulisan yang kecil-kecil dalam potongan-potongan kertas lusuh. namun ternyata kepenatan ini memang tidak pernah hilang. apalagi yang bisa aku lakukan?

menjerit?menangis? tapi aku bukanlah seorang bayi yang tinggal menjerit atau menagis untuk meminta sesuatu kepada ibunya. dan satuhal lagi bahwa kenyataan bahwa aku jelas buka seorang wanit.

lari? tapi aku bukanlah atlet lari atau marathon yang mampu lari nonstop selama berjam-jam

mengamuk? menghancurkan segala sessuatu yang ada diruangan ini? kurasa tidak, aku tidak cukup kuat untuk melakukannya.

atau mungkin.... mungkin.. tidur? ehmmm.... tapi mataku ini tidak mau tertutup lalu apa?apa? apa yang harus kulakukan? apakah aku harus berlari sambil menjerit keluar pintu yang aku sudah kunci dari dalam lalu meminta mamaku menenagkanku? kenyataannya aku bukan bayi lagi, yang segala sesuatu urusannya diserahkan pada orang tua. dari mulai memakai popok, mandi, makan, diurusi oleh mamanya. mengingat hal itu, ada rasa iri terhadap para bayi itu.. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar