Selasa, 29 November 2011

ALLAH SWT MAHA SEGALA

ALLAH SWT MAHA SEGALA

Sebuah pertanyaan sederhana yang menggelitik nalar. Suatu ketika suami istri berjalan-jalan ke sebuah taman wisata. Seperti kebanyakan pasangan suami istri pada umumnya, mereka jalan-jalan menikmati pemandangan yang disuguhkan Allah swt sambil menghirup udara segar yang juga tgersaji gratis di tempat tersebut. Mereka terus berjalan sambil ngobrol mengenai hal-hal yang menarik di keluarga kecil mereka. Sambil menatap terus kearah loket penjualan tiket tempat hiburan, mata si ibu tiba-tiba berpindah pandangan kepada seorang pengemis. Pengemis tersebut buta, terlihat asli bawaan dari bayi karena memang matanya itu putih semuanya. Si ibu merasa kasihan sekali melihat pengemis tersebut dan mulai melangkahkan kakinya ke si pengemis tersebut.

Saat itu masih di era zaman pemerintahan Soeharto, mungkin anda ingat saat itu, keseluruhan harga yang ada murah. Dari mulai kebutuhan sandang pangan dan papan. Seluruhnya murah, Rp.50,- saat itu mungkin setingkat dengan seribu rupiah saat ini. Tanpa ada keraguan sedikitpun dihatinya, si ibu mengeluarkan uang sebesar Rp.1000,- dan memberikannya pada si pengemis. Lalu dia pergi melanjutkan perjalanan kembali menuju loket penjualan tiket dan kembali menuju si suami.

Ketika dating dia hanya berkata “kasian dia yah” sambil menunjuk si pengemis tersebut. Sangat sederhana tanggapan dari si suami, “ga ah, ALLAH aja ga kasian”. Jawaban yang sangat sarat dengan filosofi didalamnya. Seolah-olah suami itu tidak menjawab dan langsung menampar si ibu dan menyuruhnya untuk berpikir. Kurang lebih apa yang dikatakan sang suami itu benar, karena jika Allah kasian kenapa Allah tidak mencipkan dia sempurna seperti kebanyakan orang. Si ibu berpikir bahwa memang tidak ada pilihan bagi si pengemis buta. Karena dari lahir dia memang sudah cacat tetap, dia diciptakan memang sudah seperti itu. Luar biasa kata-kata sang suami yang membuat si ibu berpikir berhari-hari mengenai kata-kata yang keluar dari sang suami tersebut.

Pelajaran tamparan kata dari sang suami tidak membuat si ibu aneh terhadap suami. memang sulit mengikuti pola piker sang suami. sebelumnya dia juga pernah membuka topic pembicaraan mengenai agama. Mereka menganut islam karena memang orang tua mereka penganut islam. Namun apa yang terjadi jika orang tua menganut agama lain. Memang benar bahwa kita tidak diberi pilihan lain oleh hidup ini, ketika lahir kita langsung menganut agama. Dan agama tersebut memang bersifat keturunan. Semua hal yang filosofis dari sang suami selalu mebuat si ibu penasaran.

Dia lalu membuka kembali buku-buku mengenai islam, di abaca kembali buku-buku tgersebut siapa tahu ada sesuatu yang bias menjawab hal tersebut sampai akhirnya dia mampu menarik sebuah kesimpulan bahwa ALLAH menciptakan manusia itu berbeda-beda. Ada yang tinggi, ada yang pendek, ada yang kaya, ada yang miskin, ada yang sempurna ada juga yang cacat. Itu semua dimaksudkan untuk membuat kehidupan. Maksudnya apa? Yang dinamakan kehidupan adalah sebuah keseimbangan. Mengapa turun hujan? Karena jumlah air yang ada di daratan tidak seimbang dengan jumlah yang ada di awan. Sehingga proses katalisasi terjadi, proses katalisai tersebut berupa turun hujan guna menyeimbangkan jumlah air di udara dan di daratan. Nah begitu juga dengan kehidupan adalah sebuah keseimbangan segala aspek dan bidang. ALLAH menciptakan manusia tidak kaya semua, atau tidak miskin semua. Gunanya agar kehidupan itu berjalan normal. Si miskin berusaha dengan cara berdagang menjual dagangannya. Sementara si kaya bertuga membeli barang dagangan si miskin agar kebutuhan hidup si kaya terpenuhi. Contoh sederhananya seperti itu. Mengenai si pengemis buta pun ALLAH ingin agar dunia ini seimbang. Si pengemis buta diberi jalan untuk mengemis supaya si kaya ingat terhadap keberadaan mereka. Dari itu, maka kahidupan berjalan. Dan dapat tercipta dengan harmonis. Mungkin itu yang memang diinginkan oleh ALLAH SWT. Supaya ada sebuah kehidupan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar